Bermain Petak Umpet





Petak Umpet atau kalau orang-orang Jawa menyebutnya delikan, delikan sendiri berasal dari kata delik yang berarti sembunyi. Ya, permainan petak umpet/delikan ini memang paling populer di kalangan anak-anak sejak jaman dulu. Saya sendiri waktu masih SD menjadikan mainan Petak Umpet ini jadi mainan rutin malam minggu setelah Maghrib bersama teman-teman masa kecil. Setelah bersama-sama shalat Maghrib berjamaah langsung bermain permainan tersebut di suasana senja sekitar masjid dimana dulu sekitar masjid banyak pohon besar dan agak gelap karena masih jarang lampu yang terang seperti saat ini.

Nah cara bermain petak umpet yaitu ada salah satu teman kita yang berjaga memejamkan mata dan harus mencari teman lainnya yang harus bersembunyi. Si orang yang jaga tadi biasanya di ilih secara di undi atau dengan cara hompima kalau di jogja.

Berikut peraturan Petak Umpet yang biasa dipakai anak-anak di Jogja (menurut pengalaman saya masa kecil juga sih,,hehee):

  1. Menentukan batas maximum temat bermain. Jadi harus ada batas luas tempatnya agar yang jaga tidak kesulitan mencari teman yang sembunyi. Jika ada teman melebihi batas maka dia harus menggantikan jaga.
  2. Menentukan anak yang akan jaga, biasanya dengan hompimpa atau suit kalau jogja nya pingsut.
  3. Saat memejamkan mata biasanya menghitung angka dan teman lain sembunyi, peraturannya di jogja biasanya yang jaga disuruh menebak jari teman yang mencolek punggungnya, kalau tebakan salah nanti harus menghitung sampai 50 atau 100 sesuai pejanjian sebelumnya, dan kalau benar hanya menghitung sampai 5 atau 10 juga sesuai perjanjian. Contoh : Saya jaga dan teman saya mencolek punngung saya pakai jempolnya tapi saya menebah dia colek jari kelingkingnya, tebakan saya pun salah dan harus menghitung sampai 100 karena perjanjian tebakan salah harus hitung sampai 100.
  4. Renteng pete, nah ini adalah senjata terakhir si jaga. Renteng pete adalah dimana teman teman yang tadinya bersembunyi harus berbaris panjang di belakang si anak jaga tadi, dan anak yang jaga diperbolehkan memilih urutan teman di belakang untuk bergantian jaga. Teman yang di tebak urutannya menggantikan jaga. Biasanya renteng peteterjadi saat si jaga tidak bisa menang 5x berturut-turut sehingga ada keringanan.
Serukan permainan tradisional jaman dulu yang dimana belum mengenal gadget,, :)
Hal positif yang bisa di pelajari dari  permainan ini yaitu anak bisa bersosialisasi langsung dengan teman, melatih sportifitas kejujuran dan kreatifitas.

Sekian informasi dari mainan tradisional di Jogja.


Previous
Next Post »
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Lemon